MENELUSURI jalan-jalan di Metro terkesan tata kotanya asri. Saat ini
Metro sedang meletakkan dasar bagi perkembangan sebuah kota masa depan.
Ruang publik dan hutan kota dirawat dan ditambah untuk paru-paru kota
dan tempat komunikasi warga. Jalan protokol dan jalan utama dihijaukan.
Ruas jalan masuk dan keluar Metro dilebarkan. Pelebaran dan pengaspalan
Jalan Jenderal Sudirman (Gajar Agung) telah selesai dirampungkan,
sedangkan Jalan Alamsyah Ratu Perwiranegara (dulu disebut Jalan Unyi)
kini juga sudah selesai. Sarana jalan bagi kelancaran arus lalu lintas
sangat penting artinya bagi kota yang dikenal sebagai kota penting kedua
di Lampung.
Metro tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah penduduknya. Penduduk
kabupaten yang berbatasan langsung dengan wilayah ini, Lampung Tengah
dan Lampung Timur, mencari nafkah dengan berdagang dan menjual jasa.
Karena itu, di siang hari penduduk Metro lebih banyak dibanding jumlah
penduduk resminya. Tapi dengan kondisi seperti ini, sebenarnya hal ini
adalah menguntungkan bagi Metro. Sebagai pusat keramaian maka arus uang
akan masuk ke kota ini dan tentu saja berpengaruh pada perekonomian
kota. Jika dilihat secara geografis, tanpa kabupaten sekitar, mungkin
Metro tidak memiliki arti apa-apa. Sebut saja dari pertanian, sayur, dan
daging, kebanyakan pasokan berasal dari kabupaten sekitar.
Pusat perdagangan Metro tersebar di beberapa tempat. Perdagangan
barang jadi, pakaian, tekstil, elektronik, dan barang kebutuhan sekunder
lainnya, bisa ditemukan di Shopping Center dan Pasar
Cendrawasih. Bagi penggemar otomotif kompleks pertokoan Sumur Bandung
merupakan tempat berburu onderdil otomotif dan aksesorinya. Pusat niaga
lainnya adalah di Pasar Kopindo, pasar pagi di beberapa lokasi seperti
Ganjar Agung dan 16c, tempat jualan sayur-mayur dan komoditas pertanian
lainnya.
Di kompleks pertokoan Sumur Bandung berdiri bangunan Chandra
supermarket. Di depan pintu Chandra lama banyak pedagang kaki lima,
mulai dari penjual buah, barang elektronik (VCD dan handphone) dan
panganan ringan. Juga banyak berdiri apotek di kawasan Sumur Bandung
ini, apotek Bintang, Jodo, dan Sumber Waras. Juga terdapat kompleks
studio foto dan bank (Bank BCA sekarang pindah di Jalan Jend. Sudirman).
Walau Metro sebuah kota kecil, tempo dulu sekitar tahun 1900-an telah
bediri 3 bioskop yaitu Nuban Ria, Metropol Chandra, dan Shoping. Namun
yang saat ini masih beroperasi hanya di Chandra [dengan film yang “agak”
tertinggal dari Studio 21 Central Plaza Bandar Lampung].
Terletak 52 kilometer dari Bandar Lam, Metro juga dikenal sebagai kota pendidikan (Baca artikel: Metro Menjadi Kota Pendidikan, Mungkinkah?).
Setiap pagi angkutan umum dari Lampung Timur dan Lampung tengah penuh
dengan pelajar yang menimba ilmu di kota tenang dan nyaman ini. Demikian
sebaliknya di siang hari saat bubaran sekolah. Angkutan kota tersebar
ke segala penjuru wilayah yang mempermudah mobilitas penduduk Metro.
Sepuluh tahun yang lalu, angkot warna abu-abu arah Ganjar Agung dan
angkot Biru muda arah SMA N 1 selalu menemani.
Untuk mendukung Metro sebagai kota pendidikan dibangun sebuah gedung
perpustakaan di jantung kota. Bangunan ini dilengkapi sumber pustaka dan
air conditioning. Dibangun sejak tahun 2002 dan sekarang sudah
beroperasi. Perpustakaan yang dibiayai anggaran pemerintah daerah ini
merupakan langkah awal jangka panjang menyediakan jasa pendidikan bagi
kabupaten sekitarnya.
Bagi yang berminat kuliah di perguruan tinggi di kota ini terdapat
beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta, di antaranya Universitas
Muhammadiyah Metro, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Agus Salim, Sekolah
Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri, Sekolah Tinggi Pertanian, Akademi
Pertanian, dan PGSD Unila. Kini pemerintah Kota Metro sedang
mengupayakan Universitas Lampung membuka Fakultas Hukum di Metro.
Sejarah panjang Kota Metro telah mengantarkan wilayah yang dulunya
“bedeng” bermetamorfosis menjadi sebuah kota yang sebenarnya. Sebuah
wilayah dengan pusat konsentrasi penduduk dengan segala aspek
kehidupannya mulai dari bidang pemerintahan, sosial politik, ekonomi dan
budaya. Ciri kota yang sangat menonjol adalah fisik wilayah yang telah
terbangun, tersedianya fasilitas sosial dan public utilities, serta mobilitas penduduk yang tinggi.
Seorang kawan mengatakan, dari sepuluh kota/kabupaten di Lampung
(sekarang ada 14 kab/kota), nyata bahwa Metro memang elok. Setiap saat,
di lapangan kota baik di Taman Merdeka, lapangan Samber, atau Lapangan
16c banyak ditemui warga tengah bermain atau bercanda di hamparan yang
berumput hijau. Bahkan tak jarang ditemui juga anak-anak sekolah tengah
berlatih baris-berbaris atau berlatih silat di lapangan tersebut. Warga
dengan mudah mengakses ruang publik itu. Tak jauh dari lokasi tersebut
terdapat Masjid, pusat perbelanjaan, rumah sakit, rumah dinas,
perkantoran, dan sekolah. Setiap kawasan dihubungkan dengan jalan-jalan
yang lebar dan mulus. Meskipun di beberapa tempat ruas jalan itu perlu
diperbaiki dan macet, namun, ungkap kawan, menyenangkan tinggal di
Metro.
Rabu, 17 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar