Pages

 

Rabu, 17 Oktober 2012

kota metro

0 komentar
 MENELUSURI jalan-jalan di Metro terkesan tata kotanya asri. Saat ini Metro sedang meletakkan dasar bagi perkembangan sebuah kota masa depan. Ruang publik dan hutan kota dirawat dan ditambah untuk paru-paru kota dan tempat komunikasi warga. Jalan protokol dan jalan utama dihijaukan. Ruas jalan masuk dan keluar Metro dilebarkan. Pelebaran dan pengaspalan Jalan Jenderal Sudirman (Gajar Agung) telah selesai dirampungkan, sedangkan Jalan Alamsyah Ratu Perwiranegara (dulu disebut Jalan Unyi) kini juga sudah selesai. Sarana jalan bagi kelancaran arus lalu lintas sangat penting artinya bagi kota yang dikenal sebagai kota penting kedua di Lampung.
Metro tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah penduduknya. Penduduk kabupaten yang berbatasan langsung dengan wilayah ini, Lampung Tengah dan Lampung Timur, mencari nafkah dengan berdagang dan menjual jasa. Karena itu, di siang hari penduduk Metro lebih banyak dibanding jumlah penduduk resminya. Tapi dengan kondisi seperti ini, sebenarnya hal ini adalah menguntungkan bagi Metro. Sebagai pusat keramaian maka arus uang akan masuk ke kota ini dan tentu saja berpengaruh pada perekonomian kota. Jika dilihat secara geografis, tanpa kabupaten sekitar, mungkin Metro tidak memiliki arti apa-apa. Sebut saja dari pertanian, sayur, dan daging, kebanyakan pasokan berasal dari kabupaten sekitar.
Pusat perdagangan Metro tersebar di beberapa tempat. Perdagangan barang jadi, pakaian, tekstil, elektronik, dan barang kebutuhan sekunder lainnya, bisa ditemukan di Shopping Center dan Pasar Cendrawasih. Bagi penggemar otomotif kompleks pertokoan Sumur Bandung merupakan tempat berburu onderdil otomotif dan aksesorinya. Pusat niaga lainnya adalah di Pasar Kopindo, pasar pagi di beberapa lokasi seperti Ganjar Agung dan 16c, tempat jualan sayur-mayur dan komoditas pertanian lainnya.

Di kompleks pertokoan Sumur Bandung berdiri bangunan Chandra supermarket. Di depan pintu Chandra lama banyak pedagang kaki lima, mulai dari penjual buah, barang elektronik (VCD dan handphone) dan panganan ringan. Juga banyak berdiri apotek di kawasan Sumur Bandung ini, apotek Bintang, Jodo, dan Sumber Waras. Juga terdapat kompleks studio foto dan bank (Bank BCA sekarang pindah di Jalan Jend. Sudirman).

Walau Metro sebuah kota kecil, tempo dulu sekitar tahun 1900-an telah bediri 3 bioskop yaitu Nuban Ria, Metropol Chandra, dan Shoping. Namun yang saat ini masih beroperasi hanya di Chandra [dengan film yang “agak” tertinggal dari Studio 21 Central Plaza Bandar Lampung].

Terletak 52 kilometer dari Bandar Lam, Metro juga dikenal sebagai kota pendidikan (Baca artikel: Metro Menjadi Kota Pendidikan, Mungkinkah?). Setiap pagi angkutan umum dari Lampung Timur dan Lampung tengah penuh dengan pelajar yang menimba ilmu di kota tenang dan nyaman ini. Demikian sebaliknya di siang hari saat bubaran sekolah. Angkutan kota tersebar ke segala penjuru wilayah yang mempermudah mobilitas penduduk Metro. Sepuluh tahun yang lalu, angkot warna abu-abu arah Ganjar Agung dan angkot Biru muda arah SMA N 1 selalu menemani.

Untuk mendukung Metro sebagai kota pendidikan dibangun sebuah gedung perpustakaan di jantung kota. Bangunan ini dilengkapi sumber pustaka dan air conditioning. Dibangun sejak tahun 2002 dan sekarang sudah beroperasi. Perpustakaan yang dibiayai anggaran pemerintah daerah ini merupakan langkah awal jangka panjang menyediakan jasa pendidikan bagi kabupaten sekitarnya.
Bagi yang berminat kuliah di perguruan tinggi di kota ini terdapat beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta, di antaranya Universitas Muhammadiyah Metro, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Agus Salim, Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri, Sekolah Tinggi Pertanian, Akademi Pertanian, dan PGSD Unila. Kini pemerintah Kota Metro sedang mengupayakan Universitas Lampung membuka Fakultas Hukum di Metro.
Sejarah panjang Kota Metro telah mengantarkan wilayah yang dulunya “bedeng” bermetamorfosis menjadi sebuah kota yang sebenarnya. Sebuah wilayah dengan pusat konsentrasi penduduk dengan segala aspek kehidupannya mulai dari bidang pemerintahan, sosial politik, ekonomi dan budaya. Ciri kota yang sangat menonjol adalah fisik wilayah yang telah terbangun, tersedianya fasilitas sosial dan public utilities, serta mobilitas penduduk yang tinggi.

Seorang kawan mengatakan, dari sepuluh kota/kabupaten di Lampung (sekarang ada 14 kab/kota), nyata bahwa Metro memang elok. Setiap saat, di lapangan kota baik di Taman Merdeka, lapangan Samber, atau Lapangan 16c banyak ditemui warga tengah bermain atau bercanda di hamparan yang berumput hijau. Bahkan tak jarang ditemui juga anak-anak sekolah tengah berlatih baris-berbaris atau berlatih silat di lapangan tersebut. Warga dengan mudah mengakses ruang publik itu. Tak jauh dari lokasi tersebut terdapat Masjid, pusat perbelanjaan, rumah sakit, rumah dinas, perkantoran, dan sekolah. Setiap kawasan dihubungkan dengan jalan-jalan yang lebar dan mulus. Meskipun di beberapa tempat ruas jalan itu perlu diperbaiki dan macet, namun, ungkap kawan, menyenangkan tinggal di Metro.

0 komentar:

Posting Komentar